Bismillahirohmanirohim...
Assalamu’alaikum
para pembaca yang insyaa Alloh senan tiasa dirahmati Alloh ;)
Kali ini para
pembaca pasti setuju dengan pendapatku ini “Indonesia memiliki pulau yang
terbentang mulai dari sabang sampai marouke, yang dari sanalah menjadikan
Indonesia ini menjadi kaya akan suku dan budaya, hal hasil indonesia mempunyai
berbagai macam watak, adat, dan bahasa yang berbeda dari setiap daerahnya’.
Setuju kan?hehe.
oiya, para
pembaca disini pernah mengalami kesalahan komunikasi dengan orang yang berbeda
budaya atau watak? Atau pernah salah
paham? Dan pasti para pembaca pernah mengalami ketidak pahaman akan bahasa yang
diucapkan lawan bicara kita? hahaha kalo gitu yuk simak kisah ini....
Begini
ceritanya..
Pada hari itu,
hari ke2 dimana aku selesai kegiatan masa opak (masa orintasi pengenalan
kampus).
“alhamdulillah,
hari ini selesai juga. Jam setengah
enam, semoga masih ada bus, aamiin.” Ucapku dalam hati.
Aku pun berjalan
menuju bunderan cibiru berharap masih ada bus yang beroprasi. Setelah 25 menit
menunggu, namun bus tak kunjung tiba. aku melirik sekitarku, ada 2 orang ikhwan
dan 3 orang akhwat. Karena bosan, aku memulai percakapan dengan 2 orang akhwat
dari koppo sebut saja sinta dan jojo. Ditengah percakapan seorang akhwat sebut
saja boyen (nama samaran) datang dan bertanya kepada kami “heh, kamu! Kamu orang bandung?” tanyanya.
“iya, kenapa
teh?” jawabku.
“ lah ini bus masih ada ga? Udah malem ini
,kenapa busnya ga dateng dateng?” tanyanya dengan nada tinggi.
“udah habis
kayanya teh.” Sambung salah satu ikhwan yang dari tadi berdiri disamping kami.
“lah? Bagaimana
aku bisa pulang kalo busnya ga ada?” ringis boyen.
“emang teteh
pulang kemana?” tanyaku.
“aku mau ke
koppo. Gimana ini?” ujar boyen.
“yaudah ini
sinta sama jojo juga mau kekopo, kamu bareng aja sama mereka.” Ucapku.
Akhirnya
merekapun berdiskusi, namun tak lama terdengar teriakan dari jojo.
“yaelah lu
songgong amat, diajak ini ga mau, diajak itu gamau. Lu maunya apasih ? yaudah
lu pulang sendiri aja, ribet amat.” Bentak jojo.
“eh kamu biasa
aja, kamu ini orang mana sih? Kamu ga boleh ngomong gitu.” Jawab boyen dengan
nada tingginya yang membuat emosi jojo terpancing.
“kenapa?” tanyaku
pada sinta.
“ini...
blablabala” sinta pun menjelaskan tentang pertentangan mereka mengenai angkutan
umum yang akan mereka pakai. Karena terus beradu mulut, aku pun mencoba
meleraikan mereka.
“udah.. jangan
berantem ya, kita cari solusinya bareng-bareng.” Ujarku selembut mungkin.
“apa sih? Ini
lagi ikut campur. Udah lu sana aja.” Bentak jojo.
“bukannya
gitu..” (belum selesai bicara, boyen pun langsung memotong)
“udah kamu
sana!” bentak boyen.
Akhirnya dengan
bentakkan itu aku cuman bisa menggaruk garuk kepala ku. Tak lama 2 orang ikhwan
tadi pun ikut mereraikan dan berhasil, karena berhasil aku langsung menghampiri
mereka kembali dan mengajak mereka untuk pulang bersamaku menggunakan angkutan
umum karena kebetulan arah pulangku melewati kopo. Hingga pada saat didalam angkot kita hanya
diam membisu, hingga salah satu ikhwan membuka percakapan dengan menanyakan
asal kami. Dan hasilnya aku beserta kedua ikhwan tadi berasal dari bandung,
jojo dan sinta dari jakarta dan boyen dari medan.
Nah, itulah
pengalaman saya selaku pelaku komunikasi. Para pembaca, perlu kita ketahui
komunikasi tidak akan berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengerti.
Karena pada saat komunikasi akan timbul sebuah persepsi. Seperti yang dikatakan
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter ada enam unsur budaya yang secara
langsung mempengarui persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain,yakni:
·
Kepercayaan
(beliefs), nilai (Values), dan sikap (attitudes)
·
Pandangan
dunia (worldview)
·
Organisasi
sosial (sosial organization)
·
Tabiat
manusia (Human nature)
·
Orientasi
kegiatan (activity orientation)
·
Persepsi
tentang diri dan orang lain (perception of self and others)
Seperti itulah
para pembaca, jadi bila kita paham dan mengerti serta menguasai komunikasi
masalah yang dikisahkan tadi sangat sedikit sekali kemungkinan terjadinya. *loh
ko masih ada kemungkinan terjadi? Karena menurut saya mood seseorang pun akan
mempengaruhi persepsi. ;)
Alhamdulillah,
syukron para pembaca semoga dapat mengambil pelajarannya ya ;)
Wassalamu’alaikum
wr,wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar